UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2008-2009
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
BENTUK TATAP MUKA : Dosen menerangkan, diskusi, memberikan tugas/kasus, praktek bila diperlukan dan melakukan evaluasi mingguan.
TUGAS PRAKTEK : Mahasiswa mendengarkan, mencatat, membaca bahan kuliah dan referensi, diskusi, mengerjakan tugas, laporan/kasus
EVALUASI : Hasil Quiz harian/mingguan, tugas/praktek, UTS dan UAS
Minggu | Pokok Bahasan | Sub Pokok Bahasan | Tujuan Instruksional Umum | Tujuan Instruksional Khusus | |
1 | Sejarah Perkembangan Pedologi | 1. Sejarah perkembangan minat masyarakat terhadap masalah anak 2. Sejarah perkembangan pedologi | Memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai pedologi dalam upaya membantu mereka memahami berbagai masalah anak dan penanganannya | Mahasiswa dapat: 1. Memahami sejarah perkembangan pedologi | |
2 | Penjelasan mengenai masalah anak | 1. Memahami masalah anak 2. Symptom 3. Konsep psikopatologi 4. Model-model pendekatan terhadap psikopatologi anak/tingkah laku bermasalah 5. Immature behavior (Tingkah Laku belum matang | Idem | Mahasiswa mampu: 1. Memahami masalah anak dan symptom-symptomnya 2. Memahami konsep psikopatologi 3. Memahami model-model pendekatan terhadap psikopatologi anak 4. Memahami pengertian immature behavior (tingkah laku belum matang) pada anak | |
3 | Konstribusi faktor-faktor sosial terhadap pemunculan tingkah laku bermasalah | Kemiskinan dan status sosial ekonomi | Idem | Mahasiswa mengetahui konstribusi faktor sosial terhadap munculnya tingkah laku bermasalah | |
4 | Sistem klasifikasi gangguan tingkah laku pada anak | 1. kegunaan sistem klasifikasi gangguan tingkah laku anak 2. Prosedur klasifikasi 3. Pengertian klasifikasi 4. Pengertian diagnosa 5. Maksud klasifikasi dan diagnosa 6. Sistem klasifikasi | Idem | Mahasiswa dapat: 1. Mengetahui kegunaan sistem klasifikasi gangguan tingkah laku anak 2. Mengetahui prosedur klasifikasi 3. Memahami pengertian klasifikasi dan diagnosa 4. Memahami sistem klasifikasi | |
5 | Habit disorders (Gangguan yang biasa/umum dijumpai pada anak) | 1. Gangguan tidur (Sleep problems) 2. Toileting problems (Masalah yang berkaitan dengan sistem pembuangan BAB dan BAK) 3. Eating problems (Masalah yang berkaitan dengan pola makan) 4. Speech disorders (Gangguan Bicara) | Idem | Mahasiswa mampu memahami gangguan yang biasa/umum dijumpai pada anak | |
6 | Stress dan Emosi negative: peranannya dalam gangguan psikologis dan fisik | 1. Anxieties dan phobia 2. Obsessive Compulsive 3. Depresi 4. Hysterical reaction dan gangguan somatoform | Idem | Mahasiswa mampu memahami stress dan emosi negatif pada anak dan peranannya dalam gangguan psikologis dan fisik | |
7 | | UJIAN TENGAH SEMESTER | | | |
8 | Gangguan belajar (Learning disabilities) | 1. Definisi gangguan belajar (learning disabilities) 2. Karakteristik gangguan belajar | Idem | Mahasiswa mampu menyebutkan definisi dan memahami karakteristik gangguan belajar | |
9 | Gangguan tingkah laku social (disorder of social behavior) | 1. Gangguan tingkah laku dan beberapa penyebabnya 2. Treatment gangguan tingkah laku 3. Hyperactivity dan treatment 4. Delinquency (karakteristik, penyebab dan treatment) | Idem | Mahasiswa mampu memahami gangguan tingkah laku sosial | |
10 | Penggunaan obat-obatan oleh anak dan remaja | 1. Beberapa faktor penyebab penggunaan obat-obatan 2. Treatment | Idem | Mahasiswa mengetahui dan memahami beberapa faktor penyebab penggunaan obat-obat-obatan berikut treatmentnya | |
11 | Psikosis pada anak | 1. Schizophrenia dan infantile autism 2. Teori psikosis pada anak 3. Treatment | Idem | Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami anak dengan gangguan psikosis berikut treatmentnya | |
12 | Mental Retardasi | 1. Definisi mental retardasi 2. Sistem Klasifikasi 3. Faktor penyebab 4. Treatment | Idem | Mahasiswa mampu menyebutkan definisi retardasi mental dan memahami sistem klasifikasi, faktor penyebab dan treatmentnya | |
13 | Assesment gangguan tingkah laku pada anak | 1. Assesment 2. Standar Assessment 3. Tes psikologi 4. Metode Observasi 5. Interview 6. Pemeriksaan fisik (Psychological Assessment | Idem | Mahasiswa mampu: 1. mengetahui pengertian assessment 2. mengetahui standar assessment 3. Tes psikologi 4. Beberapa metode dalam upaya mengidentifikasi gangguan tingkah laku anak | |
14 | Treatment gangguan tingkah laku pada anak | 1. Karakteristik usia anak 2. Beberapa pendekatan dalam treatment 3. Pemilihan ahli terapi | Idem | Mahasiswa mampu: 1. Mengenal karakteristik usia anak sebagai pertimbangan dalam melakukan treatment gangguan tingkah laku pada anak | |
15 | Tugas Kasus | | Idem | Mahasiswa mampu memahami masalah anak dan mengetahui cara-cara penanganan /treatmennya. | |
| | UJIAN AKHIR SEMESTER | | | |
Referensi:
- Gelfand, Donna M, Understanding child Behavior Disorders, 1982, CBS College Publishing
- Richard J. Morris, 2nd ed. The Practice of Therapy. Edited by Thomas R Kratochwill. 1991. Pergamon Press, Inc.
- Schaefer, Charles E. How to Help Children With Common Problems. 1981. Van Nostrand Reinhold Company Inc.
- Silver Archie A Disordes of learning in childhood. 1990. John Wiley & Sons, Inc
o TUJUAN UMUM
Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu:
ü Memahami pengertian dan sejarah perkembangan pedologi
ü Memahami masalah anak dan penanganannya
o Pengertian
Studi anak dengan pendekatan ilmiah
Suatu studi yang mencoba menangani masalah psikis perkembangan anak normal dan abnormal dari sudut pandang psikologi dengan mengikutsertakan
ü Bidang ilmu kedokteran
ü Bidang ilmu pendidikan
o Tujuan
Menemukan penyebab/perkembangan masalah anak normal maupun anak abnormal dan mempelajari cara-cara penanggulangannya yang tepat
o Bidang Terapan
Menanggulangi kesulitan individual dan kesejahteraan anak dalam arti yang lebih luas
o Istilah lain di Pedologi
- Child psychiatri
- Abnormal child Psychology
- Clinical child Psychology
- Child psychopathology
o Sejarah Perkembangan Minat Masyarakat Terhadap Masalah Anak
Sebelum abad 20
v Para pendidik dan orang tua berpegang pada ‘curicula’- hal-hal yang harus diajarkan- secara kaku. Yang penting adalah apa yang harus dikuasai oleh si anak
v Timbul pandangan baru dalam masyarakat, yang dipelopori oleh PESTALOZZI yaitu mulai adanya ide individualisasi dan humanisasi dalam pendidikan
v Apa yang menyebabkan perubahan sikap ini?
o Dasawarsa I abad 20
Ø The century of the child
Dasawarsa I abad 20, mulai diletakkan dasar kerja yang memperlakukan anak secara individual
o Pencetus perubahan sikap dan pandangan masyarakat
Psikometri
Dynamic Psychiatri
Juvenile Court
Gerakan Mental Hygiene
ü Namun suatu penyelidikan atau pekerjaan therapeutic terhadap anak masih sangat sedikit dilakukan
ü Para pendidik, psikolog, psikiater mulai “berpikir” mengenai anak dengan cara yang praktis, konstruktif dan memperhatikan anak secara individual
o 1. Dikenalkannya Psikometri
Di Eropa Barat, Binet dibantu oleh Simon mengadakan penyelidikan yang menghasilkan suatu skala yang sekarang dikenal sebagai tes intelegensi, mental test atau psikometri yang memberikan norma terhadap kemampuan anak
Tahun 1916 Terman mengadaptasi Tes Binet Simon dikenal dengan Stanford Revision of Binet Simon Test
o Alasan Hasil kerja Binet ini dianggap penting
Dari segi praktis, memberikan metode yang konkrit dan reliable dalam menolong seorang guru dalam menilai ‘mental age’ dari anak, sehingga instruksi-instruksi pada kurikulum sekolah dibuat dengan menyesuaikan pada kemampuan dan kebutuhan anak
Dengan penemuan ini, untuk pertama kalinya berhasil diperlihatkan adanya heterogenitas pada manusia, paling tidak sejauh yang menyangkut kepentingan kurikulum di sekolah atau penyerapan/penangkapan instruksi di kelas
o 2. Permulaan dari Dynamics Psychiatri
³ Ide Kreaplin yang dipublikasikan tahun 1890, mengenai pengklasifikasian gangguan penyakit berdasarkan simptom-simptom yang muncul
³ Psikiatri yang statis, deskriptif (mendeskripsikan penyakit dari nosographis, menjadi psikiatri yang dinamis)
³ Dinamis artinya melihat adanya sebab-sebab dan persoalan tingkah laku masa kini pada pengalaman masa lalu
³ Pada dasawarsa I mulailah penyakit jiwa dianggap sebagai titik kulminasi dari kesukaran-kesukaran pribadi yang telah berkembang sekian lama pada pasien tersebut dan dianggap sebagai reaksinya dalam menghadapi situasi hidup (life situation)
³ Jadi mulai saat ini psikiatri tidak lagi hanya bertanya “apa simptomnya?’ melainkan juga ‘kapan’dan ‘bagaimana terjadinya”
o 3. Pembentukan Juvenile Court (Pengadilan untuk anak-anak)
Adanya perlakuan atau tindakan hukum yang sama antara anak dan orang dewasa
Terjadi perubahan praktek adanya pengadilan anak, oleh para politikus yang mengingatkan akan akibat jelek dari praktek perlakuan/tindakan hukum yang sama seperti orang dewasa terhadap anak
Di Australia tahun 1895, mulai diadakan pengadilan anak-anak
Mulai timbul pertanyaan ‘apa sebabnya seorang anak berbuat kejahatan’
Mulai diperlukan nasehat dari para psikolog dan psikiater mengenai hal-hal yang berlangsung berhubungan dengan tingkah laku anak
o 4. Gerakan Mental Hygiene
o Kemajuan yang pesat dalam pengetahuan bakteriologi dan hygiene menyebabkan masyarakat makin menyadari pentingnya suatu usaha pencegahan (prevention), karena itu lalu didirikan lembaga-lembaga Publich Healt
o Timbul pertanyaan, apakah tidak mungkin disediakan pencegahan juga terhadap penyakit jiwa atau kejahatan. Ide ini dicetuskan oleh Clifford Beers, mahasiswa Fakultas Hukum dari Yale University USA, berdasarkan pengalamannya sendiri yang pernah menderita depresi mental sehingga memerlukan perawatan
o Setelah sembuh ia mengembangkan aktivitas mengenai pentingnya kesehatan emosional. Gerakan ini kemudian disebut gerakan ‘Mental Hygiene’
o Dasawarsa II abad 20
o Upaya dari gerakan Mental Hygiene yang mengumandangkan perihal pentingnya pencegahan dari tingkah laku delinquent dan gangguan mental yang bertitik tolak dari mencari tanda-tanda gangguan pada masa anak-anak ‘the formative years’
o Mulai melakukan sesuatu terhadap anak dengan cara bekerja sama dengan masyarakat, memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada, membentuk fasilitas-fasilitas baru, dsb
o Hal ini tampak dengan mulai didirikannya:
- Juvenile court probation (Masa percobaan)
- Organisasi penempatan anak apada foster home (memilih foster home yang sesuai dengan kebutuhan anak di mana anak akan diperlakukan secara baik oleh foster parent)
- Pendidikan khusus (special education)
Timbulnya kelas-kelas khusus sesuai dengan kebutuhan anak yang diajar oleh guru-guru khusus yang mengerti akan metode tertentu/khusus untuk mengajar anak dengan kebutuhan khusus tersebut
o Dasawarsa III abad 20
o Dengan berkembangnya pengetahuan dan makin luasnya pandangan hidup, maka mental hygiene mulai berfungsi sebagai lembaga pengabdian terhadap masyarakat
o Pada dasawarsa ini mulai berdiri:
- Child Guidandance Clinics
Team yang terdiri dari psikolog, pekerja sosial, psikiater sebagai tenaga inti. Banyak berjasa dalam hal penanggulangan dari gangguan kepribadian pada anak-anak
2. Studi dari Wickman
Wickman adalah orang pertama yang menganjurkan perlu diadakannya reedukasi terhadap guru-guru terutama yang menyangkut persoalan sikap guru terhadap murid, di mana ditekankan bahwa guru harus lebih memperhatikan faktor-faktor emosional yang mungkin menjadi penyebab tingkah laku bermasalah pada anak
3. Visiting teacher (guru kunjungan)
ü Studi dari Wickman, visiting teacher, child guidance clinics semuanya berusaha dalam bidang perubahan sikap dan terapi
ü Orang mulai melakukan sesuatu untuk anak dengan bekerja sama secara konstruktif antara keluarga dan sekolah
o Dasawarsa IV abad 20
o Mulai timbul kesadaran bahwa cara yang efisien untuk menolong orang yang mengalami suatu masalah ialah kalau orang tersebut bisa mengeluarkan konflik-konfliknya, sehingga dapat menyesuaikan dengan realitas secara lebih baik.
o Pada anak-anak, metode “play” (bermain) sering dipakai, yang dipelopori oleh Anna Freud
o Pada dasawarsa ini mulai tumbuh trend baru yang makin berkembang hingga saai ini. Sekarang orang mulai bekerja sama dengan anak
o Sejarah Perkembangan Pedologi
o Dikenalkan oleh Oskar Chrisman, seorang murid G. Stanley Hall (1846-1924), dalam disertasinya yang berjudul Pedologi-Rancangan Untuk suatu Pengetahuan anak, di mana dalam disertasinya disebutkan bahwa sesuatu harus dilakukan kepada anak. Disertasinya memberikan suatu uraian yang sistematis, mengumpulkan pikiran-pikiran dan ide-ide pada masa itu mengenai pertanyaan bagaimana memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang perkembangan anak
o Studi empiris-ilmiah anak mulai dilakukan, di mana mengaitkan data-data biologis, psikologis dan sosial kultural
o Perkataan dan pengertian ini kemudian dengan cepat dikenal di dunia internasional
o Memahami Masalah Anak
Illustrasi kasus
Vina seorang anak perempuan berusia 10 tahun, menunjukkan simptom yang membuat ibunya bertanya-tanya dan ingin segera mendapatkan jawaban
Tingkah laku ini muncul sekitar 2 tahun yang lalu ketika ia mulai berbicara mengenai sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada diri dan keluarganya. Ibunya ingat ketika Vina berusia 5 tahun, ia memiliki kebiasaan mnyentuh dan menyusun sesuatu dengan cara-cara tertentu.
Ibunya mencoba untuk mengkonsultasikan hal ini kepada dokter keluarga dan menganggap hal ini barangkali bagian dari perkembangan dan akan berhenti dengan sendirinya. Ternyata tidak!
Vina malah menunjukkan perkembangan ke arah tindakan ritual yang menyita banyak waktu, di mana ia mulai menghitung objek atau kata-kata ke dalam kelompok-kelompok
Vina sangat yakin jika ia tidak menyelesaikan hitungannya, sesuatu yang berbahaya akan menimpa diri dan keluarganya.
Kebiasaannya menghitung membuat prestasi sekolah dan hubungan dengan teman-temanya terganggu.
Masalah
Apakah tingkah lakunya normal atau abnormal?
Bagaimana menggambarkan perasalahannya?
v Apakah permasalahan emosi?
v Apakah permasalahan belajar (learning)?
v Apakah ‘disabilitas’ (disability) perkembangan?
v Apakah sesuatu dalam lingkungannya menyebabkan tindakan ritual tersebut?
v Apakah hal ini akan terus berlanjut?
v Lalu apa yang dapat dilakukan untuk membantunya?
o Symptom
Fungsi
1. Sebagai “tiket” bahwa ada masalah yang harus dipelajari
2. Signal bahwa sesuatu yang salah terjadi pada anak
3. Sebagai penyelamat anak
4. Sebagai cara anak untuk memecahkan masalah
5. Sebagai sesuatu reaksi terhadap sesuatu yang mengganggu anak
o Konsep Psikopatologi
Untuk mengetahui apakah tingkah laku anak normal/abnormal harus berdasarkan kriteria tertentu:
- Norma Statistik
- Norma Budaya
- Norma perkembangan
- Frekuensi, intensitas dan durasi
- Fungsi-fungsi intelektual dan kognisi
- Ekspresi emosi, pengendalian diri
- Fungsi penyesuaian diri dalam relasi interpersonal
o Bipolar Disorder
4 year old boy brought in by his mother bacause half the time he was hyperactive and running around the house and pretending he was a hero, a cowboy, a TV star. He was both very happy and very irritable. Anything his mother asked he got mad (“eat your breakfast”) and threw his food on the floor.
However, the other half of the time he had no energy. He stayed in bed, did not want to go to preschool or play with friends. What was terrible and why his mother brought him to see me was when he sat at the table and cried and said he wished he were dead. :I hate myself”
So his mother brings him to see me and tells me his history. Mostly the boy sat by her and did not do anything, even when I told him he could play with all the toys. I tried to get him involved in tossing a ball back and forth. However it was very hard. He got mad at himself if he missed and then he threw the ball back at me too hard
It seemed like he had a problem in controlling himself both his behavior and his mood. His mother told me that the teachers in school told her the same. He either played in a very rough way with the other children or he did not want to play at all. Much the time he was very, very irritable and lost his temper for no reason.
Sumber: William M. Bolman. Workshop Nasional Neurodevelopmental II, Jakarta, 14-16 Februari 2006
o Psychology
The scientific study of behavior and mental processes
- Action
- Thoughts
- Feeling
- Perceptions
- Reasoning processes
- Memories and even biological activities that maintain bodily functioning
(Jerome frieman.2002.Learning and adaptive behavior. Wadswort group)
o Psikodiagnostik
Konsep Psikodiagnostik
- Hermann Rorschach (1921)
Metode/cara untuk menegakkan diagnosa
- Ditinjau dari arti kata
= Dia-gnosis berarti mengenal sesuatu (tanda-tanda)
o Diagnostik dalam pengertian di bidang Psikologi
Deskripsi tentang kepribadian individu baik dari segi struktur dan dinamikanya
Proses pemeriksaan psikologi
Teknik dan cara dalam pemeriksaan
Cara pengadministrasian pemeriksaan
Cara menginterpretasikan sampai dengan proses pengambilan kesimpulan tentang kepribadian
o Konsep kepribadian dalam pemeriksaan psikologi
Pemahaman tentang kepribadian yang meliputi struktur, perkembangannya, dinamikanya dan aspek yang menjadi determinan pembentukan suatu tingkah laku pada beberapa situasi yang tertentu
Gambaran tentang seluruh isi kepribadian berbeda antar satu teori dengan teori lainnya.
Pemeriksa menetapkan apa teori kepribadian dan bagaimana pendekatan yang telah dipilih untuk tujuan tersebut.
Misalnya aliran psikoanalisa dari Freud (id, ego, superego)
Keterampilan yang harus disiapkan untuk dapat melaksanakan pemeriksaan psikologi yang tepat:
- Process skill : administrasi
- Content skill : mengkaji aspek kepribadian
- Cognitive skill : analisis data pemeriksaan
Keluasan pandangan dan wawasan tentang konsep-konsep psikologi yang mencakup pengetahuan baik yang teoritik-konseptual (kepribadian, perkembangan, abnormal, sosial, dsb) maupun praktis-terapan (diagnostik tes, observasi, interview/anamnesa, dsb)
Sumbangan Sosial Untuk masalah-masalah Tingkah Laku pada Anak
Hubungan Masalah Keluarga Dengan Kejiwaan Anak (Rutter, 1978)
Perceraian perkawinan atau kehancuran keluarga
Kecilnya pemasukan sebagai indikasi tidak ahli/setengah ahlinya seorang ayah dalam bekerja
Terlalu besarnya keluarga
Ibu mulai depresi, cemas/masalah-masalah lain dalam penyesuaian diri
Anak-anak mengilang dari rumah atau tempat mereka berkumpul
Ayah mempunyai catatan pengadilan
Anak-anak yang mempunyai keluarga yang baik dan mempunyai orang tua hubungan perkawinan yang bagus akan lebih sedikit kekacauan pada perkembangan tingkah laku dari pada anak yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis…
- Rutter, 1978
Kemiskinan dan status sosial ekonomi
q Perkembangan sebelum melahirkan à Kemiskinan ibu berpengaruh pada otak bayi, 15 % kematian bayi disebabkan kurangnya nutrisi pada ibu (Naeye, Derer & Dellinger, 1969)
q Kemiskinan dan perkembangan bayi à kecelakaan besar karena rendahnya SES anak dengan komplikasi anatara luka lahir dan kestabilan keluarga. Anak dari keluarga tidak stabil/cerita kelahiran yang komplikasi/rendahnya pengetahuan ibu maka skor SES kurang dari 19-37 poin
q Kurang nutrisi dan IQ à kekurangan gizi pada anak menampakkan bahaya lain yang berpengaruh seperti penyakit, kondisi hidup yang tidak sehat dan stres dengan keluarga, ini sulit untuk menentukan efek dari kekurangan gizi itu sendiri. Ketika anak berumur 5 tahun kekurangan gizi mengakibatkan rendahnya IQ anak, ini sama dengan anak miskin yang menderita lapar di masa pertumbuhan (Delicarde & Cravioto, 1974)
Lead Poisoning
(Keracunan Timah)
ü Timah adalah racun dari kepingan-kepingan cat dinding yang sudah tua dan kayu yang menyebabkan iritasi, sawan (kejang-kejang), kerusakan otak dan penghambatan mental jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak (Thurstone, Middlecamp & Mason, 1995)
ü Diambil dalam jumlah yang lebih sedikit, timah berkonstribusi terhadap perkembangan dari beberapa bentuk hiperaktif (David, Hoffman, Sverd & Clark, 1997)
ü Memungkinkan memperburuk perilaku orang gila dari anak-anak autis (Cohen, Johnson & Caparulo, 1976)
ü Beberapa peneliti melaporkan menemukan masalah kemampuan membaca & prestasi akademik yang rendah diantara anak-anak yang terkena timah yang menunjukkan tanda-tanda yang tidak jelas dari keracunan timah (Barret & Zigmond, 1979)
Kemiskinan dan Keterbelakangan anak
Anak-anak yang miskin sering dikuakkan dengan masalah rumah yang tidak layak dan bahaya fisik dan mereka mungkin menerimanya lebih sedikit dari stimulus sosial dan kecerdasan yang optimal (Parke, 1978)
Rumah tangga yang miskin dipimpin oleh orang tua tunggal yang sibuk bekerja memiliki waktu sedikit untuk dicurahkan kepada anak-anak mereka (Lewis & Freedle, 1977)
Beberapa anak-anak dari keluarga miskin, memiliki sifat menurutkan kata hati, tidak efektif, sifat malu dan takut dalam situasi sosial/akademik
Konfrontasi
Omelan - Permintaan
Respon emosional dan respon verbal dari ibu kepada anak
Penghindaran ibu dari larangan dan hukuman kepada anak
Tingkat pengaturan dari jadwal anak
Ketentuan materi bermain yang tepat
Keterlibatan ibu dengan anak
Kesempatan-kesempatan untuk berbagai stimulasi anak-anak setiap hari seperti melakukan tamasya dan pesta
Pengaruh Perceraian Terhadap Anak
v Balita à Perceraian orang tua penyebab meningkatnya kerewelan, kekasaran dan memuncaknya kenakalan
v 6 tahun – 10 Tahun à Anak-anak ini merasa malu dengan perceraian orang tua mereka dan takut diabaikan/dilupakan oleh kedua orang tua mereka. Kemarahan utama mereka ditujukan kepada orang tua yang menyebabkan perceraian/orang tua yang mengasuhnya, tapi kebanyakan mereka marah pada kedua orang tua mereka sehingga sulit untuk diarahkan
v Remaja à Bereaksi terhadap perceraian dengan meluapkan kemarahan dan merasa malu dengan masalah yang terjadi di keluarganya. Remaja yang tidak terlalu berpengaruh dengan perceraian orang tuanya adalah mereka yang dari awal mampu mempertahankan jarak dari masalah yang dihadapi oleh orang tua mereka.
Pengaruh Jangka Pendek dari Masalah dalam Keluarga dan Tidak Adanya Ayah pada Anak Berbagai Umur
0 Memperlihatkan kemunduran prilaku
Usia sebelum Membutuhkan perhatian sekolah à dan pertolongan ekstra
0 Kebingungan
0 Penyesalan yang berlebihan karena masalah keluarga
0 Depresi dan merasa rendah diri
Mulai mempelajari tentang masalah tersebut
Dendam dan memiliki rasa permusuhan pada orang tua
Merasa takut ditinggalkan dan dilupakan
6 – 10 Tahun à . Menginginkan perhatian dan pertolongan
Memiliki IQ yang rendah
Memiliki nilai sekolah yang rendah, terutama bidang matematika
- Memiliki ketertarikan yang besar terhadap seks dan kebebasan
- Marah dan memusuhi orang tuanya
- Remaja à - Merasa depresi
- Memiliki nilai sekolah yang rendah terutama bidang matematika
- Merasa malu
Perilaku anak-anak terhadap orang tuanya pada saat perceraian tergantung beberapa faktor termasuk:
q Waktu terjadinya perceraian tersebut
q Tingkat permusuhan yang dimiliki kedua orang tua yang bercerai tersebut
q Kehangatan yang diberikan oleh ayah dan keberadaannya bagi anak-anak
q Kemampuan ibu untuk memenuhi kebutuhan keluarga oleh dirinya sendiri
Pengobatan untuk orang tua yang bercerai dan anak-anak mereka
ü Pernikahan kembali à jika perceraian dan perpisahan bisa menyebabkan masalah pada perilaku anak, maka cara pencegahannya adalah dengan membentuk kembali keluarga baru yang harmonis (Visher, 1978)
ü Anak-anak sering bertindak dengan kekerasan dengan melakukan penolakan, sikap acuh dan ketidaksetiaan (Visher, 1978)
Konseling bagi orang tua yang bercerai
- (Hetherington & Parke,1979:426-463) memberikan program konseling yang mereka lakukan pada ibu-ibu yang bercerai. Untuk menerima instruksi yang berhubungan dengan pendidikan anak-anak, sang ibu disediakan waktu berhubungan selama 24 jam yang bisa digunakan untuk meminta saran dan bantuan. Sebagai hasilnya mereka akan merasa lebih mampu sehingga memiliki interaksi yang lebih positif dengan anak-anaknya
Anak-anak yang diacuhkan dan diabaikan
Hal ini merupakan pertanyaan sosial yang sulit dan jawabannya tergantung pada:
- Tingkat disiplin yang dimiliki oleh keluarga
- Kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
- Umur si anak
Anak-anak kulit berwarna di Amerika Serikat : Warisan dari Diskriminasi
Jika merupakan ketidakberuntungan karena lahir miskin, maka memiliki kulit berwarna dan menjadi korban oleh lingkungan dan diskriminasi ekonomi merupakan beban tambahan
Tingkat kematian yang tinggi pada tahun-tahun pertama memperlihatkan bahwa anak-anak kulit berwarna memiliki resiko kematian yang tinggi. Kematian anak-anak yang disebabkan oleh campak, penyakit tenggorokan dan infeksi lebih banyak terjadi pada anak kulit hitam daripada anak kulit putih
Perbedaan tingkat IQ pada anak-anak kulit berwarna dan putih
Jika dibandingkan dengan anak-anak kulit putih, anak-anak kulit berwarna memiliki kelompok tingkat IQ dan nilai test yang lebih rendah. Nilai perseorangan anak kulit putih bisa lebih tinggi pada test intelegensi. Nilai rata-rata anak kulit putih merupakan nilai tertinggi bagi anak kulit hitam dan kulit berwarna minority lainnya
Hipotesis Genetik
(Menurut Jensen)
Penelitian individu baik yang saling berhubungan maupun tidak memperlihatkan bahwa 70%-80% variasi nilai IQ tergantung pada keturunan
Terdapat perbedaan IQ yang jelas dan tetap antara anak kulit putih dengan anak kulit hitam
Bahkan sekolah yang mahal dan program pendidikan yang sangat baikpun tidak akan bisa meningkatkan IQ dan nilai anak-anak kulit hitam jika dibandingkan dengan anak kulit putih
Pengucilan Lingkungan
• Karena rendahnya pendidikan dan kurangnya kesempatan untuk bekerja bila dibandingkan dengan orang kulit putih, maka pengalaman orang kulit berwarna lebih sedikit
• Walaupun HAM telah ada selama lebih dari 30 tahun, tetapi orang berkulit hitam tetap mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi dan berpenghasilan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan orang kulit putih dalam masalah pekerjaan
• Pada April 1979, tingkat pengangguran remaja berkulit hitam berjumlah 34,5% yaitu sejumlah dua kali/satu setengah kali lipat dari pada remaja berkulit putih
Perbedaan Kebudayaan
Jika di dalam keluarga mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda, maka anak-anak akan kekurangan kemampuan berbahasa Inggris yang diperlukan untuk mendapatkan nilai tes yang tinggi.
Dampak situasi pengujian yang ditakuti
(Zigler & Butterfield, 1968; Zigler, Abelson & Seitz,1973) menunjukkan skor tes anak-anak yang lemah meningkat 10 poin ketika:
Materi tes yang sulit & gampang tidak diperkenalkan secara tradisional, meningkatkan standar materi tes dari yang mudah sampai yang sulit.
Pemeriksa memberi dorongan kepada anak untuk menjawab pertanyaan & memberi kesempatan kepada anak untuk bermain-main dengan pemeriksa agar saling mengenal.
Gambaran dari kemampuan anak-anak dapat diperoleh ketika anak diuji oleh pemeriksa yang ramah yang duduk di lantai bersama anak-anak, daripada berada di samping meja & berbicara berharap mereka tidak menggunakan kata-kata tabu. Pengujian bukanlah suatu ancaman yang mempengaruhi kehidupan anak-anak & membiarkan mereka untuk berteman & mendorong mereka untuk berbuat yang terbaik....
(Labov, 1970)
(Silverstein & Rate,1975)
Mencoba untuk mengurangi kemiskinan & menyerang efeknya
Pertengahan tahun 1960, ketika presiden Lyndon Johnson mengumumkan peperangan pada kemiskinan. Amerika terlibat dalam suatu usaha yang ambisius untuk menolong warga negara yang miskin. Jasa yang disediakan mencakup bantuan sewa, perediaan makanan, latihan kerja, bantuan medis dan program pendidikan. Hasilnya, terjadi peningkatan di bidang kesehatan & standar umum dari orang-orang yang hidup miskin di suatu negara
Program bidang pendidikan khususnya membuat program “start terdepan” untuk anak-anak sebelum masuk sekolah, diikuti program sekolah dasar dengan jasa yang ditawarkan di bawah pendidikan dasar dari tahun 1965.
Beberapa kritikus membuktikan kekecewaan (Lewin,1977) terhadap program “start terdepan” menunjukkan bahwa:
◊ 8 minggu program musim panas tidak mempunyai efek penting
◊ IQ dan keuntungan prestasi yang dihasilkan oleh program 1 tahun menghilang ketika anak- anak masuk sekolah dasar reguler
Dalam pendidikan & awal program intervensi, Mann, Harell Dam (1978) menyimpulkan keikutsertaannya dalam program ini yang mempunyai efek sebagai berikut:
Peserta “start terdepan” menghasilkan keuntungan dalam prestasi, akademis dan menguji kecerdasan anak
Program meningkatkan sikap orang tua ke arah kepuasan anak-anak mereka
Program meningkatkan kondisi badan anak ketika ditandai oleh rendahnya tingkat kehadiran, lebih sedikit anemia, kekebalan melawan penyakit infeksi/peradangan dan kesehatan umum lain
Efek penghapusan perbedaan suku di sekolah
Sejak Mahkamah Agung USA berkuasa tahun 1954, banyak orang dipaksa untuk mencampur antara anak kulit putih & non kulit putih. Sungguhpun mereka menjalani sekolah bersamaan, anak kulit putih dan non kulit putih mempunyai sedikit kontak sosial. Dari 68% studi yang ditinjau oleh Stephan (1978), tidak ada perubahan prestasi pada anak di sekolah.
Perselisihan keluarga dan perceraian
Tercatat 90 orang bercerai untuk tiap-tiap 1000 perkawinan yang masih utuh (U.S Sensus Officer, 1978), terjadi peningkatan perceraian dari tahun 1970-1978 sebesar 91% dan tahun 1960-1978 meningkat menjadi 157%. Survei menunjukkan banyaknya anak yang tinggal dalam keluarga yang berantakan
Mengapa meningkat keluarga-keluarga orang tua tunggal
Faktor yang mempengaruhi proporsi anak yang relatif dalam keluarga (terdiri atas ibu, bapak dan anak-anak yang tinggal bersama), faktor ini meliputi:
Mengubah pertimbangan untuk perkawinan. Keniston (1977) & rekannya menyatakan bahwa orang menikah memiliki pertimbangan yang berbeda antara masa sekarang dibandingkan masa lalu. Kebanyakan orang berharap untuk menemukan kebahagiaan, cinta dan pemenuhan dalam perkawinan, sedangkan pasangan yang dinikahi sebagian besar untuk pertimbangan ekonomi dan keluarga
Mengubah situasi ekonomi. Seorang suami/istri dan beberapa memerlukan pekerjaan untuk memenuhi keperluan hidup dan perceraian merupakan hal yang tak mungkin.
Dalam kehidupan sosial penerimaan terhadap anak di luar perkawinan semakin meningkat. Dari tahu 1960-1977 angka anak yang tinggal bersama ibu yang tidak menikah lagi meningkat sebesar 700% (Glick, 1979)